Skip to navigation Skip to navigation Skip to search form Skip to login form Skip to footer Lewati ke konten utama

Entri blog oleh Hasan Basri

Dari Bursa ke Istanbul: Napak Tilas Perjalanan Islam di Negeri Dua Benua
Dari Bursa ke Istanbul: Napak Tilas Perjalanan Islam di Negeri Dua Benua

Turki selalu punya cara unik untuk membuat siapa pun yang datang merasa sedang membuka lembaran sejarah besar yang masih hidup. Negara ini bukan hanya tempat persilangan budaya, tapi juga tanah di mana jejak para sultan, ulama, dan peradaban Islam tetap terjaga kuat. Dan setiap kali seseorang melangkah di atas tanah negeri dua benua ini, ada rasa haru yang sulit dijelaskan: seolah kita sedang kembali pada akar perjalanan umat yang penuh kejayaan, jatuh bangun, dan kebangkitan.

Sejarah Turki tidak bisa dilepaskan dari momen monumental tahun 1453, ketika Sultan Mehmed II atau yang dikenal sebagai Muhammad Al-Fatih, menaklukkan Konstantinopel. Ini bukan sekadar kemenangan militer, melainkan titik balik besar dalam sejarah Islam dan dunia. Penaklukan itu menandai runtuhnya kekuasaan Bizantium dan lahirnya Istanbul sebagai pusat kekhalifahan yang memancarkan cahaya ilmu dan peradaban ke seluruh dunia. Dari sinilah Turki berkembang menjadi negara yang memadukan kekuatan intelektual, spiritual, dan kebudayaan yang mengagumkan.

Istanbul hari ini masih menyimpan memori kejayaan itu. Melangkah ke dalam Hagia Sophia, kamu akan merasakan perpaduan sejarah yang begitu kuat. Di dalamnya, mozaik Bizantium berdampingan dengan kaligrafi indah bertuliskan asma Allah سبحانه وتعالى dan Rasulullah ﷺ. Ruang besar itu dipenuhi kesunyian yang menenangkan, seolah mengajak setiap pengunjung merenung tentang betapa besarnya peradaban Islam yang pernah berjaya di kota ini.

Tidak jauh dari sana, Masjid Biru berdiri dengan anggun. Enam menaranya menjulang tinggi, menjadi ikon Istanbul yang tak pernah lekang oleh waktu. Ketika azan berkumandang dari sekitar Sultanahmet Square, kamu bisa merasakan bagaimana spiritualitas masih sangat hidup di tengah hiruk pikuk kota metropolitan modern. Istanbul tetap menjadi jembatan yang indah antara masa lalu dan masa kini.

Turki tidak hanya tentang Istanbul. Kota Bursa yang berjarak beberapa jam dari sana menyimpan aura sejarah yang lebih lembut namun mendalam. Bursa adalah ibu kota pertama Kekaisaran Utsmaniyah, tempat para pendiri kerajaan besar itu dimakamkan. Di Ulu Cami, masjid indah dengan dua puluh kubah khasnya, suasana religius terasa begitu kuat. Kaligrafi besar di dinding-dindingnya seakan menyampaikan pesan abadi tentang ketawadhuan, keteguhan iman, dan cinta kepada ilmu. Kota ini memberikan ruang bagi siapa pun untuk meresapi nilai-nilai Islam melalui suasana damai yang menyelimuti setiap sudutnya.

Cappadocia menghadirkan sisi lain Turki yang tak kalah memikat. Keindahannya tampak seperti dunia lain, dengan formasi batuan unik, gua-gua kuno, dan kota bawah tanah yang menjadi bukti bagaimana umat Islam bertahan menghadapi tekanan dan ancaman di masa lampau. Di pagi hari, ketika balon udara perlahan terbang ke langit, suasana Cappadocia terasa begitu spiritual. Pemandangan itu mengingatkan bahwa Allah سبحانه وتعالى selalu menciptakan keindahan dalam bentuk yang paling tak terduga.

Kini, semakin banyak wisatawan dan jamaah yang memilih Turki sebagai destinasi religi sekaligus edukasi sejarah. Program perjalanan bertema negeri dua benua sering dipilih untuk mengenalkan para peserta pada jejak peradaban Islam di Turki. Program ini tidak hanya membawa mereka mengunjungi masjid dan situs bersejarah, tetapi juga membantu menanamkan pemahaman tentang bagaimana sejarah Islam berkembang melalui ilmu, diplomasi, seni, dan visi besar para pemimpinnya.

Turki juga berhasil menunjukkan bagaimana nilai-nilai Islam dapat berjalan harmonis dengan dunia modern. Di tengah jalur trem Istanbul yang sibuk, suara azan tetap menggema. Di antara gedung-gedung pencakar langit, masjid-masjid megah tetap setia berdiri. Masyarakat Turki hidup dalam harmoni antara tradisi dan kemajuan, sebuah perpaduan yang bisa menjadi cerminan bagi banyak negara Muslim lain.

Perjalanan ke Turki memberikan lebih dari sekadar pemandangan indah. Ia menawarkan perenungan, penghargaan terhadap sejarah, dan kesempatan untuk memahami warisan Islam yang sangat luas. Menyusuri Hagia Sophia, berdoa di Ulu Cami, hingga menyaksikan matahari terbit di Cappadocia, semuanya menciptakan pengalaman yang menyentuh hati dan menyadarkan bahwa Islam memiliki perjalanan panjang yang penuh cahaya di bumi ini.

Turki bukan hanya destinasi wisata. Ia adalah tempat di mana iman, sejarah, dan budaya menyatu dalam harmoni terindah. Dan setiap langkah di negeri ini selalu terasa seperti mengunjungi kembali babak-babak penting peradaban yang pernah mengubah dunia.


  
Scroll to top